Sabtu, 11 Desember 2010

Banjir di Jakarta karena Cuaca Ekstrem

JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir disertai kemacetan yang melanda Jakarta, Senin (25/10/2010) kemarin, dinilai karena perubahan cuaca yang sangat ekstrem. Pemprov DKI Jakarta sendiri telah melakukan sejumlah upaya penanganan banjir secara maksimal, mulai dari menyelesaikan proyek Kanal Banjir Timur (KBT) hingga normalisasi saluran air. Selain itu, peralatan pengendali banjir seperti pompa air juga telah disiagakan.
Kondisi cuaca yang ekstrem mengakibatkan curah hujan yang terjadi mencapai 111 milimeter hanya dalam waktu 2 jam. Padahal, dalam kondisi normal curah hujan dalam satu bulan hanya mencapai 300 milimeter. Keadaan ini membuat drainase tidak mampu menampung dan menyalurkan air ke sungai dengan baik. Akibatnya, air meluap hingga ke jalan-jalan.
"Kita tidak menyalahkan cuaca, tetapi kenyataannya curah hujan yang terjadi Senin kemarin memang di luar normal," kata Muhammad Tauchid, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Sekdaprov DKI Jakarta, saat jumpa pers di Balaikota DKI, Selasa (26/10/2010).
Dijelaskan Tauchid, kekacauan lalu lintas yang terjadi kemarin juga disebabkan kurang sabarnya pengguna jalan menunggu hujan reda. Mereka nekat menerobos hujan dan genangan. Akibatnya, banyak kendaraan yang mogok dan menimbulkan kemacetan di mana-mana. Terlebih, hujan turun bersamaan dengan jam pulang kantor atau jam sibuk.
"Ke depan saya mengimbau, warga yang ingin berkendara bersabar menunggu hujan reda daripada nekat menerobos," ujar Tauchid.

Ratusan Rumah Diterjang Angin Puyuh

BEKASI, KOMPAS.com - Ratusan rumah di Desa Labansari, Desa Cipayung, dan Desa Bojongsari, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, rusak akibat terjangan angin puyuh pada hari Minggu (20/9) sore. Pemerintah Kabupaten Bekasi masih mendata kerugian yang dialami korban angin puyuh di tiga desa tersebut.
Terjangan angin puyuh itu terjadi sekitar pukul 15.00 dan berlangsung sekitar 15 menit. Informasi yang diperoleh, angin puyuh tersebut menerjang dari arah timur dan mengejutkan warga yang sedang merayakan Idul Fitri.
Akibat terjangan angin puyuh itu, lebih dari 30 rumah warga rusak berat, bahkan beberapa di antaranya roboh, dan tidak kurang dari 200 rumah lainnya mengalami rusak ringan.
Selain merusakkan rumah warga, terjangan angin puyuh juga menyebabkan aliran listrik di Desa Bojongsari terputus dan mengakibatkan sejumlah tiang listrik miring dan nyaris roboh.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Bupati Bekasi Darip Mulyana menyatakan bahwa jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi masih mendata jenis kerusakan dan kerugian yang dialami korban angin puyuh.
”Aparat dinas sosial bersama aparat dari kecamatan sudah ke lapangan dan mereka masih menghitung jumlah rumah warga yang rusak dan kerugian yang dialami warga,” kata Darip, Selasa (22/9).
Menurut Darip, bantuan pemerintah belum dapat diturunkan karena terkendala libur. ”Penyaluran bantuan juga menyangkut administrasi. Saya upayakan dalam waktu dekat ini bantuan sudah dapat diberikan,” kata Darip, kemarin.
Sementara itu, hujan deras disertai angin puyuh juga menumbangkan  sebuah pohon mahoni berukuran besar di Jalan RE Martadinata, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9) sore.
Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa. Akan tetapi, arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata menjadi terhambat. Pohon tersebut kemudian disingkirkan oleh puluhan petugas pemadam kebakaran, petugas Cipta Karya, dan petugas Tata Ruang Pemerintah Kota Bogor. (COK/MAM)

Kompas Cetak
Sumber : kompas cetak

Irfan Bachdim, Antara Tampan Dan Talenta

Boleh dibilang aksi idola baru blasteran Belanda-Indonesia ini tiba-tiba menarik perhatian khalayak ramai Indonesia. Kiprahnya yang baru saja melambung berlangsung pada 1 Desember 2010 lalu dengan sumbangan 1 gol untuk Indonesia saat pertandingannya melawan Malaysia. Bagi para pecinta sepak bola tanah air, tentunya ini merupakan suatu darah segar yang akan mendobrak sejarah perlagaan sepak bola Indonesia di kancah internasional.
Dialah Irfan Bachdim. Pemuda kelahiran Amsterdam ini kontan langsung digandrungi para penggemar sepak bola Indonesia. Cara bermainnya yang apik serta bakatnya yang memukau, tak mampu membendung keinginan pelatih Alfred Riedl untuk mengajaknya bergabung di timnas. Tak heran bila sudah dua kali aksi Indonesia di AFF 2010 ini mengundang gegap gempita para penonton di stadion yang meneriakkan namanya.
Sementara itu, anak laki-laki dari pemain Persema Malang tahun 80-an ini pun kian tersohor di beberapa headline news tanah air. Bahkan masih menjadi rentetan hot trending topic di situs jejaring Twitter hingga saat ini. Tak hanya karena kepiawaiannya dalam bermain bola, nama Irfan yang tiba-tiba menjadi idola itu pun turut didukung oleh parasnya yang tampan. Terang saja bila banyak kaum hawa saat ini makin gemar membicarakan Irfan.
Sudah tak bisa dielakkan lagi bila pemain bola sering diidentikkan dengan laki-laki yang tampan, keren, macho, dan rupawan. Simak saja beberapa pemain bola internasional seperti Christiano Ronaldo, David Beckham, David Villa, dan para pemain bola ganteng lainnya. Sama halnya dengan kemunculan beberapa pemain baru Indonesia yang banyak dibilang ganteng dan rupawan layaknya Christian Gonzales dan Irfan Bachdim ini.
Namun, apakah timnas Indonesia harus memiliki banyak pemain muda sekaligus tampan agar bisa semakin menjual aksinya di lapangan? Yang notabenenya supaya bisa semakin mendapat suara dan semangat dari masyarakat? Ya, kita lihat saja nanti, tampan atau talenta kah yang akan diutamakan di timnas Indonesia.

pengarang : istanaputri

Jumat, 03 Desember 2010

Obama ke Indonesia 9-10 November

Hanoi (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 9 dan 10 November 2010, setelah beberapa waktu lalu rencana kunjungannya beberapa kali batal.

"Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Presiden Obama ke Asia dan dilakukan setelah kunjungan ke India dan sebelum kunjungan ke Korea Selatan serta Jepang," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Hanoi, Sabtu.

Kunjungan tersebut, lanjut dia, dimaksudkan untuk memperluas dan memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Rencana lawatan Obama ke Indonesia telah disampaikan secara terbuka oleh Presiden Obama dalam pidatonya di hadapan Sidang Majelis Umum PBB di New York September 2010.

Agenda kegiatan Presiden Obama pada 9 November 2010 akan diawali dengan upacara penyambutan di Istana Merdeka, yang akan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah AS.

Pertemuan bilateral tersebut merupakan momentum untuk bertukar pikiran mengenai berbagai isu bilateral, regional maupun global. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menjamu Presiden AS dan delegasi dalam suatu jamuan santap malam kenegaraan.

Pada 10 November 2010, Presiden Obama akan melakukan peletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Selanjutnya, Presiden Obama merencanakan untuk mengunjungi Masjid Istiqlal.

"Presiden Obama juga merencanakan akan memberikan pidato di hadapan publik Indonesia, dimana akan disampaikan kemitraan Indonesia-Amerika Serikat, demokrasi, pembangunan, pluralisme dan toleransi serta outreach ke Negara-negara Muslim," katanya.

Hubungan RI-AS, kata Faiza, dalam hampir setengah dekade ini menunjukkan arah penguatan yang cukup signifikan, diwarnai antara lain dengan pengakuan AS terhadap demokratisasi yang telah berjalan sangat baik di Indonesia, proses reformasi, pluralisme dan penghormatan atas pluralisme ini, dan keberhasilan Indonesia dalam memerangi terorisme.

Hubungan erat kedua negara juga ditunjukkan tingginya intensitas pertemuan pejabat pemerintah, anggota parlemen dan swasta kedua negara.

Presiden Obama telah dua kali melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono, yaitu di sela-sela KTT APEC ke-17 di Singapura November 2009 dan di sela-sela KTT G20 di Toronto April 2010.

Pada saat kunjungan Presiden Obama tersebut, Presiden Yudhoyono dan Presiden Obama akan meluncurkan Indonesia Kemitraan Komprehensif yang berdasarkan prinsip saling menghargai dan saling menguntungkan.

Kemitraan Komprehensif Indonesia-AS CP disampaikan pertama kali oleh Presiden RI di Washington pada November 2008.

"Kemitraan komprehensif Indonesia-AS merupakan langkah penting untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan serta kerjasama bilateral RI-AS di berbagai bidang. Saat ini, kedua pihak tengah mematangkan rencana aksi dari kemitraan komprehensif tersebut," katanya.

Perdagangan dan investasi merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian penting dalam kunjungan Presiden Obama ke Indonesia.

Tahun 2006-2008 volume perdagangan bilateral RI-AS terus meningkat, dari 15,3 miliar dolar AS (2006) menjadi 16,4 miliar dolar AS (2007) dan selanjutnya 20,9 miliar dolar AS (2008).

Tahun 2009 volume perdagangan kedua negara sebesar 17,93 miliar dolar AS. Penurunan yang mencapai hampir 3 miliar dolar AS itu diakibatkan antara lain karena memburuknya perekonomian dunia pada umumnya dan AS pada khususnya.

Untuk tahun 2010, pada periode Januari-Juli 2010, nilai perdagangan Indonesia-Amerika Serikat mencapai 13,36 miliar dolar AS, meningkat 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009 yang sebesar 9,67 miliar dolar AS.

Realisasi investasi AS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun 2007-2009. Pada tahun 2009 realisasi investasi AS sebesar US$171,5 juta, tahun 2008 sebesar US$151,3 juta serta tahun 2007 sebesar 144,7 juta dolar AS.

Pada triwulan I tahun 2010, AS menduduki peringkat ke-3 dalam realisasi PMA berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal menurut asal negara, setelah Singapura dan Mauritius.

Lebih dari 50 persen investasi AS terkonsentrasi pada sektor migas, dan selebihnya tersebar di sektor lain.

http://m.antaranews.com

Anak Gunung Krakatau Alami Peningkatan

KALIANDA, KOMPAS.com - Aktivitas gempa vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami peningkatan mencapai 101 kali sejak Jumat (5/11/2010) dini hari pukul 00.01 WIB.

Kepala Pos pengamatan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Jumat mengatakan, gempa tersebut yakni gempa vulkanik dalam sebanyak 49 kali dan gempa vulkanik dangkal 52 kali.

Sedangkan sehari sebelumnya, pada periode yang sama tercatat hanya 73 gempa vulkanik yakni gempa vulkanik dalam sebanyak 31 kali dan gempa vulkanik dangkal 42 kali.

"Namun untuk letusan cenderung turun dari 33 kali menjadi 19 kali sampai Jumat siang, dan gempa tremor dari 39 kali menjadi 27 kali sedangkan hembusan masih sama sebanyak 35 kali," terang dia.

"Aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami penurunan dari segi letusan namun frekuensi gempa tremor tercatat lebih panjang," kata dia.

Menurut dia, gempa vulkanik, letusan, gempa tremor dan hembusan akan mencapai ratusan kali dalam sehari karena status Anak Krakatau masih waspada, meskipun cenderung fluktuatif.

"Ketinggian semburan abu dan debu vulkanik masih antara 600 sampai 1.000 meter," kata dia.

Ia menyatakan, semburan debu dan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus berlangsung seperti biasa, namun masih aman bagi warga sekitar, karena jaraknya mencapai 15 kilometer sementara jarak aman radius 2-3 kilometer.

Dia menambahkan, akibat berkembangnya informasi peningkatan aktivitas GAK ini, sejumlah pengelola tempat wisata datang ke pos pemantau dan mengeluhkan berkurangnya jumlah pengunjung terutama untuk objek wisata hunian atau penginapan yang berada di pesisir pantai.

"Sejumlah pengelola datang meminta informasi kondisi GAK secara akurat karena selama ini dibesar-besarkan sehingga wisatawan takut," kata dia.

Sejauh ini Anak Krakatau masih aman bagi warga sekitar untuk beraktivitas maupun di tempat-tempat wisata berpengunjung tidak perlu mengkhawatirkannya karena ini fenomena tahunan.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Lampung Selatan, Sutono, mengatakan, pemerintah setempat akan mensosialisasikan kepada seluruh pengunjung atau wisatawan luar daerah bahwa Gunung Anak Krakatau masih sangat aman sehingga tidak perlu khawatir untuk singgah di Lampung Selatan.

"Bahkan peningkatan aktivitas GAK tersebut merupakan salah satu fenomena yang menarik jika dilihat dari pesisir Kabupaten Lampung Selatan, namun hendaknya tetap waspada pada radius aman," katanya.
ANT

Hati Ibu - Cerpen Hari Ibu

Aku melangkah tergesa. Tak sabar agar segera sampai di rumah. Dalam benakku tergambar senyum mengambang di bibir Ayah. Membayangkan senyum Ayah kedua kaki jenjangku semakin gesit berloncatan.
“Aku menang lomba menulis cerpen, yah,” ucapku begitu menginjak teras sambil memamerkan piala di tanganku.
Ayah menurunkan koran yang sedang dibacanya lalu menatapku sebentar, setelah itu membaca lagi.
Melihat wajah datar Ayah senyum di bibirku surut. Bergegas aku masuk rumah, menemui ibu.
“Ibu,” panggilku.
Tidak ada jawaban.
“Ibu,” ulangku.
Masih bisu. Kucari ke kamar, tak ada, di dapur aku juga tak menemukan ibu.
Kutinggalkan dapur lalu masuk kamar. Kutaruh piala kuning keemasan itu di atas meja belajarku. Kurebahkan tubuh di kasur sambil memejamkan mata. Tapi baru beberapa menit aku rebahan sepasang telingaku mendengar suara ibu dari luar.
“Dira mau hadiah apa?”
“Dira minta dibelikan sepeda motor,” suara Dira, kakakku.
“Keinginanmu nanti ibu sampaikan pada ayah,” sahut ibu.
“Dengan atau tanpa persetujuan ayah Dira harus punya motor,” Dira ngotot.
Pelan-pelan kuseret langkah ke luar kamar. “Ibu, dari mana?” tanyaku.
“Dari MP. Dira juara satu lomba fashion di Mall Pekanbaru,” kata ibu dengan mata berbinar.
Aku tersenyum sambil menyalami Dira.
“Itu apa?” tanya ibu melihat piala di tanganku.
“Farah juara dua lomba menulis cerpen antar fakultas,” kataku.
Ibu diam.
“Boleh di pajang di lemari depan, Bu?”
Ibu menggeleng, “Disimpan di kamar saja. Lemari depan khusus tempat piala-piala milik Dira,” tegas ibu.
Ada perih di ujung hatiku.
***
Beberapa hari setelah kejadian itu aku membawa satu tas besar pakaian untuk menginap di kost Ummu, teman serujusanku. Jarak kost Ummu hanya beberapa meter dari kampus.
“Sudah bilang sama ibu mau nginap di sini?” tanya Ummu.
Aku menggeleng, “Ibu tidak akan kehilangan meskipun aku mati.”
“Jangan bicara seperti itu.”
“Ibu baru ribut kalau Dira yang hilang.”
“Jangan terus kau pupuk cemburumu.”
“Aku tak akan cemburu andai mereka tak pilih kasih.”
“Mungkin seperti itu cara mereka menyayangi kalian.”
“Entah,” kataku malas.
Aku membalikkan tubuh memunggungi Ummu. Diam-diam kuseka mataku yang basah.
***
Seperti dugaanku ibu tak peduli meski aku tak pulang berhari-hari. Ayah pun tak risau meski anak gadisnya tak memberi kabar.
“Ummu, aku minta izin untuk tinggal di sini satu minggu lagi,” kataku setelah beberapa hari berselang.
“Aku boleh saja. Tapi kau kasih kabar dulu ke ortu,” sahut Ummu.
“Tak perlu, Mu.”
Melihat kerasku Ummu tak bersuara. Aku bertekad akan pulang jika ibu menjemput dan memintaku pulang dengan penuh kelembutan. Seperti yang ibu lakukan beberapa tahun yang lalu terhadap Dira, saat gadis itu ikut kemah bersama organisasi pramukanya di tengah hutan. Saat berhari-hari Dira tak pulang ibu luar biasa panik. Kemudian ibu meminta ayah menyusul Dira. Ketika tiba di rumah Dira disambut bagai ratu, syukuran besar-besaran lagi-lagi digelar karena tak terjadi apa-apa terhadap gadis tinggi semampai itu.
Saat ingatanku menerobos ke masa lalu tiba-tiba handphoneku bergetar, nomor rumah. Aku berharap itu ibu.
“Ibu masuk rumah sakit, Non,” terdengar suara Bik Warsih, pembantu di rumah kami.
“Kapan? Kenapa?” tanyaku bertubi-tubi.
“Sejak dua hari yang lalu…”
“Kenapa saya baru dihubungi sekarang?” potongku.
“Nomor non Farah tidak bisa dihubungi dari kemarin.”
Aku menelan ludah pahit. Menyesal mematikan handpone selama dua hari ini. Begitu sambungan ditutup aku bergegas ke rumah sakit.
Saat tiba di ruangan icu kulihat tubuh ibu dibalut selang infuse. Aku menangis melihat kondisi ibu.
“Ibu sakit apa?” tanyaku pada ayah yang memegangi lengan ibu.
“Dua hari yang lalu kaki ibu terpeleset saat mau ke luar kamar mandi.”
“Lalu…” kejarku tak sabar.
Ayah diam sambil menyeka matanya yang basah. Aku menunggu.
“Kepala ibu pecah, darah menyembur, dokter bilang ibu harus dioperasi. Tetapi sejak dioperasi ibu belum sadar sampai sekarang.”
Aku merinding mendengarnya.
***
Ini sudah memasuki pekan kedua, tapi kondisi ibu tidak ada memperlihatkan perkembangan berarti.
Kugenggam jemari ibu erat-erat. Pelan tangan itu bergerak. Aku tersentak. Kulihat bibir ibu juga bergerak. Seperti mengeluarkan suara meski tak jelas. Kudekatkan telingaku ke bibir ibu.
“Farah,” ucap ibu.
Aku tak yakin pada pendengaranku.
Hening. Aku semakin mendekatkan telingaku, menunggu perempuan itu memanggilku. Tapi mulut itu tak lagi bersuara. Namun rasa gembira tetap menyergapku.
“Dimana Dira dan ayahmu?” ibu bertanya tiba-tiba.
“Mereka di luar, biar…” gegas aku beranjak dari pembaringan ibu.
“Jangan!” cegah ibu.
Aku berbalik.
“Saat ini ibu ingin berdua saja denganmu.”
Aku menoleh. Menduga-duga. Kulihat wanita itu menarik nafas.
“Ibu tahu kau cemburu pada Dira. Ibu tak pernah merayakan apapun saat kau meraih sesuatu.”
Sunyi sesaat.
“Ketahuilah, Nak. Biaya syukuran itu mahal, itulah sebabnya ibu hanya membuatnya untuk Dira,” kata ibu dengan mata bertelaga.
Aku diam saja.
“Jika perhatian ibu lebih besar pada Dira karena menurut ibu Dira tak sekuat kau.”
“Ibu menyayangiku?” tanyaku dengan suara bergetar.
Ibu tak segera menjawab. Pelan wanita itu bangkit seraya memelukku, “Tak ada orang tua yang tak sayang anaknya,” ucap ibu diantara isaknya.
Meski semula enggan, pelan-pelan aku membalas pelukan ibu. Beberapa saat tak ada suara. Kurasakan ibu semakin mempererat pelukannya. Lama. Namun saat aku melerai pelukan, kudapati ibu tak lagi bergerak. Tubuhnya sedingin es.
***
Hari ini 28 Desember. Hari jadi ibu. Gundukan tanah di depanku masih merah. Kuelus nisan ibu. Mengingat saat-saat terakhir bersama ibu setumpuk cemburuku pada Dira lenyap. Pelan kutengadahkan wajah menatap langit, dalam diam aku berdoa agar langit menjaga ibu dari atas, “Selamat ulang tahu, Bu,” bisikku.
* Desi Sommalia Gustina
Mahasiswi UIR, Pekanbaru.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger